Laskar Pelangi
"Menarilah dan terus tertawaWalau dunia tak seindah surgaBersyukurlah pada yang kuasaCinta kita di dunia… Selamanya"
Lagu Laskar Pelangi yang dinyanyikan oleh band Nidji
pada tahun 2008 yang disertai oleh film nya yang menggunakan judul lagu nya
sendiri, “Laskar Pelangi”.
Sebuah lagu yang begitu mengundang nostalgia.
Seakan kalo gue mendengar lagu ini,
Badan gue merinding..
Dengan mata yang cukup basah, namun belum terjatuh..
Dan perasaan rindu pada masa sekolah gue..
Bagaimanapun, gue percaya bahwa hampir semua orang
(gak semua) pasti akan rindu pada masa sekolah. Apalagi begitu mencicipi dunia
perkuliahan dan pekerjaan.
****
Ide untuk membuat postingan lagu ini berawal dari gue
yang sedang nongkrong di warkop bersama temen gue.
Lalu, datanglah sekelompok orang dalam rangka meminta sumbangan dengan gitar yang menyanyikan lagu ini.
Lalu, datanglah sekelompok orang dalam rangka meminta sumbangan dengan gitar yang menyanyikan lagu ini.
“Mimpi.. Adalah kunci.. Untuk kita.. Menaklukkan
dunia”
Begitulah bait pertama yang mereka nyanyikan.
Gue tenggelam dalam memori SMA gue.
Pikiran gue langsung bernostalgia.
Perasaan senang dan sedih ketika mendengar musik
lagu ini.
Memori yang gak bisa gue ulangin lagi.
Sebuah memori dimana gue dan temen – temen gue
menyanyikannya bersama – sama. Liriknya
yang berucap, “Walau dunia tak seindah surga.” :’)
Bagi gue, lagu ini begitu berharga.. Dimana setiap
lirik dari lagu ini memang mengandung arti yang sangat bermakna. Apalagi kalo
udah pernah nonton filmnya.
****
Saat SMP 3, gue dan temen-temen gue menyanyikan lagu
ini sebagai perpisahan karena sebagian temen gue bakal pindah ke SMA lain.
Kemudian saat memasuki SMA, Gue dipindahin ke kelas lain dan gak satu kelas
lagi dengan temen SMP 3 gue.
Saat SMA 1, gue yang dilantik sebagai ketua kelas
ini pun menyanyikan lagu ini yang diiringi gitar oleh Pak Petra (Guru seni
musik gue waktu itu) didepan kelas. Saat itu, hampir semua orang dikelas gue
ikut menyanyikan lagu ini dan perasaan rohani pun mengelilingi kelas gue.
Disaat itulah.. Gue merasakan kelas yang begitu hangat. Kelas yang awalnya
hanya kelas asing bagi gue. Kemudian menjadi kelas yang begitu connect dengan gue.
Dua (2) semester pun berlalu, dan gue naik ke kelas
2 SMA. Saat itu, temen akan semakin berpencar karena pembagian jurusan IPA dan
IPS. Sebagian temen bakal ke IPA dan sebagian temen bakal ke IPS. Gue memilih
jurusan IPA. Kemudian.. Mimpi buruk gue pun datang.
GUE DI PINDAHIN KELAS LAGI. DAN GUE DIPINDAHKAN KE
KELAS PLUS.
Kelas yang dianggap unggulan di sekolah gue. Dan
saat itu, dipikiran gue, GUE GAK PENGEN MASUK KELAS PLUS. Isinya pasti orang
yang belajar semua, dan tipe temen begitu yang kurang cocok sama gue. Toh gue
juga gak gitu pengen belajar. Namun, gue gak berdaya dengan pemindahan yang di
berikan oleh sekolah gue.
Hari itu pun datang, hari dimana gue masuk kelas
plus yang tidak sangat gue minati. Dikelas gue saat itu, kelas gue berisikan
orang – orang dari berbagai kelas yang dianggap mempunyai kepintaran lebih
(berarti gue juga dong) dan dimasukkan ke sebuah kelas unggulan.
Munculah peraasaan asing sama seperti yang dulu gue
rasakan ketika gue dipindah kelaskan. Namun, perasaan kali ini gak sama. Gue
merasa seperti tidak bisa berbaur dengan mereka. Dipikiran gue, semua orang
dikelas itu pasti nerd.
Berminggu – minggu pun gue jalanin dengan keadaan
kelas yang orangnya belum gue kenal semua. Gue yang suka berbuat onar pun gak ngeh dengan kelas itu. Suatu hari, guru
PKN gue ga datang. Digantikan dengan guru inval seni musik gue yang dulu (Pak
Petra) untuk mengantikan guru PKN gue.
Nada C pun terpetik oleh temen gue (yang kebetulan
hari itu temen gue bawa gitar). Pak Petra langsung terpicuh dengan nada yang
keluar dari gitar tersebut. Gue dan temen gue pun menghampiri
Pak Petra untuk memainkan sebuah lagu.
Pak Petra untuk memainkan sebuah lagu.
Nada A dan D yang tidak asing lagi buat gue pun
dilantunkan dalam petikkan gitar.
Lagu itu adalah.. Laskar Pelangi.
Gue sempet ragu. Apakah temen gue bakal seasyik dulu
? apakah mereka hanya akan melihat gue dan sebagian temen – temen gue yang lain
menyanyi ? Apakah bakal jadi awkward moment bagi gue ?
Ternyata tidak, mereka pun mengikuti alunan lagu
tersebut dan orang - orang di kelas gue ikutan menyanyi. Perasaan hangat itu
pun muncul. Perasaan rohani yang mengelilingi ruangan karena lagu yang begitu
bermakna. Dan seketika, gue merasakann connect
dan comfort dengan kelas gue. Gue
gak nyangka, di kelas plus ini pun, gue tetep bisa merasakan perasaan yang
pernah gue alami dulu. Sebuah perasaan yang sangat gue suka. Setidaknya, gue
mempunyai memori yang berhak untuk diingat suatu hari nanti. =D
Itulah alasan kenapa lagu Laskar Pelangi ini menjadi
sebuah hal yang cukup nostalgia bagi gue. Disatu sisi mempunyai memori indah bagi
gue. Disisi lain memang lagu ini enak untuk didengar.
****
By the way, Guru gue bukan Petra Sihombing yang
menyanyikan lagu Mine. Bukan. Guru gue namanya Petra. Gue juga mempunyai
beberapa temen yang mempunyai nama Petra, dan semua pandai bermain musik.
Apakah orang yang dilahirkan dengan nama Petra pasti
pandai bermain musik ? Gak ada yang tau.
Kalo lo yang lagi baca punya temen yang namanya
Petra dan gak pande bermain musik. Kasi tau gue. Setau gue, sampai sekarang
orang yang namanya Petra itu pandai bermain musik. =D
Entahlah.. Ini malam yang cukup mengundang rindu.
Ini
Regards,
Afriwendy
No comments:
Post a Comment