June 14, 2016

Terima Kasih, Mantan.

Dibalik semua kesibukan gue, akhirnya gue menyempatkan diri untuk bertemu dengan salah satu temen gue. By the way, temen gue ini cewek.
Temen gue yang menceritakan bagaimana berakhirnya hubungan dengan (mantan) pacarnya.
Sambil menangis, dia terus saja bercerita bagaimana tidak adilnya dunia ini.

Disinilah gue, hanya mendengarkan kisahnya tanpa berkata seucap kata pun.
Karena.. Gue tau.. Bagaimana perasaan kita saat baru saja putus.
Kebanyakan orang akan memberikan nasehat-nasehat kepada orang yang sedang bercerita sedih.
Tapi, gak buat gue.
Gue tau kalo sebenarnya yang dia inginkan hanya menceritakan kisah sedihnya pada orang yang dia rasa dekat supaya dia merasa baikan. Bukan di hakimi seperti, "Gue juga bilang apa".
Setelah dia menceritakan kisah sedihnya sampai habis, Gue pun melanjutkan dengan menceritakan kisah putus gue dengan mantan gue.


Seperti yang pernah dibahas disini, ketika kita mendengarkan kisah sedih orang lain, kita akan merasa tidak sendirian, merasa bahwa ada orang yang masih mengerti kita. Ada orang yang mengalami ini dan telah melewatinya. Brarti kita juga bisa.


**** 

Jadi, disini gue ingin share apa yang telah menjadi kata hati seorang cewek. Mungkin ini bakal panjang. Tapi gue berharap kamu mau baca sampai habis.


First of all, I'm sorry we didn't make it. Hubungan dengan kamu termasuk bagian yang sangat besar dalam hidup aku. Terutama karena aku banyak berkembang dalam hubungan kita. Aku berusaha menjadi wanita yang paling lovable sebisaku. Aku mencoba menjadi wanita yang bisa kamu banggakan, yang bisa bekerja sama denganmu, bisa membantumu, bisa mendukung, bisa menyayangi, dan bisa bersama denganmu selamanya.

Sayangnya, alam semesta tidak merestui kita. I'm sorry we didn't make it.

Meski kita nggak lagi bersama, aku mau kamu tahu kalau aku berterima kasih sekali padamu. Hubungan kita mengajarkan aku banyak hal. Tentang bagaimana menghadapi konflik, bagaimana mengambil keputusan, memaafkan dan meminta maaf, serta menerima kenyataan.

Kenyataan bahwa nggak semua hal bisa diperbaiki. Bahwa cinta saja nggak cukup untuk mendasari sebuah hubungan. Bahwa kita memang jauh lebih baik berpisah, dan meneruskan perjalanan ke arah yang berbeda.

Tapi kamu jangan khawatir. Meski berpisah dan akan hidup menjauh, meski akan menjalani hidup masing-masing tanpa satu sama lain, aku tentunya nggak akan melupakan kamu. Suatu hari nanti, mungkin 20 atau 30 tahun lagi, aku akan tetap mengingat kisah kita berdua dengan senyuman, dan bersyukur pernah menjalani hubungan denganmu. I'm sorry we didn't make it.

...But I don't regret it.

Kalau diberikan kesempatan untuk mengulang masa lalu, aku nggak akan kabur darimu. Aku akan secara sadar mengulang hubungan denganmu dan sukarela menjalani semua sakitnya perpisahan kita sekali lagi. Karena aku tahu kita berdua memang HARUS berpisah demi bisa tumbuh. Lebih baik, lebih bijak, dan lebih kuat lagi. Seindah apapun kenangan kita, semanis apa pun perasaan kita, kita berdua sadar memang nggak ada masa depan untuk aku dan kamu. We made the right choice when we said goodbye. NOW I totally understand this.

Last but not least. Aku mau ucapkan.. Selamat! Setelah kita berdua berpisah, terbuka kesempatan bagimu untuk move on ke kehidupan yang lebih baik, hubungan yang lebih dewasa, bersama partner yang lebih cocok untukmu, menuju masa depan yang lebih bahagia. Aku harap kamu akan ambil kesempatan emas ini. Karena aku pun sudah dalam perjalanan menuju ke kebahagiaanku sendiri.

I loved you dan it was an honor to have the chance to be your girl. Tapi sudah saatnya aku mulai memalingkan wajah darimu dan berjalan ke arah yang berlawanan. Bila takdir mendekatkan kita kembali, kita berdua bisa sama-sama menertawai kesalahan masa lalu dan mendiskusikan kebahagiaan satu sama lain. Karena, meski ada dijalan yang terpisah, kita pernah berawal dari tempat yang sama.

Sorry. Thank you. Congratulations.

Gue juga pernah menulis tulisan sejenis.
Disini >> Selamat tinggal, Cinta.. 

Selamat Mellowwwww

No comments:

Post a Comment