Pengacaracinta.com: Fase Dalam Percintaan

Kali ini gue akan membahas sebuah pengetahuan yang sangat krusial, yang bisa mengubah pola pikir dan pola aksi secara total! Bahwa setiap kasus percintaan atau romansa itu terdiri dari TIGA BUAH FASE utama.

Orang selalu berpikir kalau mau punya hubungan cinta, ya harus bersikap manis dan romantis dari awal, ada juga yang menunjukkan gaya mapan dan gentleman supaya gebetannya jadi kepincut. Ada yang coba bersikap sok idaman, kalem, penyayang, dan serba perhatian. Hasilnya?

Kalau kebetulan dia suka sama kamu, hasilnya sih baik. Dia jadi rajin membalas semua perhatian dan kebaikan kamu, lalu setelah sekian lama, akhirnya kamu dan dia jadian.

Tapi..

Kenyataannya jarang ada yang berjalan semulus itu, kan?

Kejadian tipikalnya adalah dari awal perkenalan kamu bersikap manis, romantis, dsb... Dianya senang dapat teman baru, jadi dia meresponi dengan baik dan bersahabat. Seiring waktu, karena merasa dapat angin, kamu coba tambah intensitas sikap-sikap seperti itu.

Nah disini, biasanya si dia mulai hilang dari peredaran atau agak jarang memberi respon positif.

Itu terjadi karena sang gebetan memang tidak suka dengan kamu dari awal.

Dia hanya suka bersahabat, tapi ketika kamu bersikap ekstra, dianya akan jadi dingin atau menjauh. Pria atau wanita manapun merasa risih kalau diperlakukan kelewatan baik oleh orang lain. Karena sikap-sikap seperti itu terasa banget manipulatif dan seperti ada maunya.

Itu yang membuat kamu GAGAL dalam memulai percintaan.

Kamu TIDAK BISA bercinta-cintaan, bersayang-sayangan dari awal.

Dia masih belum kenal kamu, apalagi dia belum tertarik pada kamu. Belum waktunya untuk melakukan aksi-aksi romantis seperti itu. Bisa-bisa kamu malah bikin dia jadi kaget dan ilfeel. Atau anda akan dianggap pria playboy atau wanita murahan.

****

Sekali lagi, setiap kasus romansa selalu terbagi atas tiga fase.

1. Pre-Relationship

Kamu dan dia masih tergolong orang asing. Ini periode saling kenal satu sama lain secara santai dan sosial, bukan untuk bermain hati.

Kamu juga tidak bisa langsung berniat hubungan super serius dari awal ini, karena itu malah norak. Masa' belum apa-apa sudah mau pacaran, apalagi nikah?!

Itu tanda kesepian banget!

Semua hal-hal cinta dan hati baru TEPAT kamu jalankan didalam Fase Kedua, yaitu In-Relationship.

2. In-Relationship

Dalam bahasa sehari-hari disebut Fase Pacaran.

Jadi silahkan kamu berusaha memahami, menyayangi, dan mencintai jika dia sudah menjadi KEKASIH kamu.

Jika sudah menjadi kekasih, barulah dia layak dapat berbagai macam perlakuan spesial dari kamu.

Silahkan juga kamu iseng bergombal ria karena dalam berpacaran itu bisa menghangatkan hubungan.

3. Post-Relationship

Ini adalah periode ketika nantinya kamu dan dia terpaksa putus. Bisa putus karena sadar merasa tidak cocok, bisa juga adanya perselingkuhan dan lainnya. Ini adalah fase tersendiri karena pembubaran hubungan biasanya tidak berlangsung mulus. Beberapa waktu menjelang pembubaran pun biasanya sudah dipenuhi pola komunikasi yang TIDAK SEHAT.

Jadi ada banyak konflik dan drama yang terjadi diantara kamu dan si dia. Hubungan yang nyaris kandas pasti TIDAK BISA diselamatkan dengan berusaha hangat dan romantis. Kondisi ini umumnya butuh lebih dari sekedar janji-tidak-mengulangi atau memaafkan-dan-menerima. Sulit sekali bicara dengan hati, karena masing-masing sudah terluka dan saling melukai.

Hal-hal manis yang kamu lakukan di Fase Kedua pasti GAGAL TOTAL jika kamu praktekkan disini.

****

Berdasarkan hal-hal itulah gue melihat pentingnya memahami ketiga fase yang berbeda dalam romansa. Jelas sekali masing-masing fase terstruktur dengan kebutuhan dan gayanya tersendiri.

Kamu perlu sistem pola pikir yang fleksibel untuk beradaptasi dengan perbedaan fase itu.

Sistem kemampuan berpikir itulah yang memberi kamu strategi tepat agar terhindari dari kerugian. Misalnya, kalau baru PDKT, ya kamu jangan bergaya romantis seperti orang yang sudah pacaran.

Orang yang romantis itu TAU ada waktu yang tepat untuk bersikap romantis. Kalau baru PDKT aja udah pamer sok romantis, itu menunjukkan kualitas diri yang murahan,'kan?

Kalau baru PDKT, kamu tidak perlu sibuk memenuhi kebutuhan dan pola pikirnya. Itu adalah tugas seorang pacar, sementara anda pacaran aja belum, jadi untuk apa kerja repot-repot? kamu fokus aja jadi orang yang menyenangkan dan mengajaknya bersenang bersama-sama kamu.

Pelajari ketiga fase romansa itu: Pra-Relationship, In-Relationship, dan Post-Relationship.

Asah kemampuan berpikir kamu agar selalu ingat TIDAK memandangnya sepele. Jangan tertipu dengan pemikiran-pemikiran yang simplistik menyamaratakan.

Satu pola pikir saja tidak cukup, kamu perlu memiliki keseluruhan sistem berpikir yang sehat.

Misalnya, konsep "Wanita ingin dimengerti" yang dilantunkan oleh "Ada Band" itu hanya cocok untuk fase pacaran. Sama sekali BUKAN fase PDKT! :)

Ketika PDKT, minimalisir hal-hal yang kamu BIASA/INGIN lakukan ketika nanti berpacaran.

Jauhkan diri dari perasaan suka-sukaan, cinta-cintaan karena itu norak sekali dilakukan awal. Semua ada waktunya, jangan ingin hasil cepat instan seperti bocah ingusan supaya bisa pamer. Perhatikan setiap langkahmu, supaya TIDAK mengeksekusi strategi yang salah di fase yang salah.

PDKT itu jauh lebih SANTAI dan SERU daripada ketika nanti berpacaran. Pria, jadilah dewasa dalam mengontrol diri, tidak NAFSU untuk berpacaran. Wanita, jadilah santai dalam berhubungan, tidak MENUNTUT untuk status pacaran.

Always have MUTUAL FUN with each other.

Spread The Love. <3

Baca juga: Pengacaracinta.com: Sebuah Pola Pikir