September 7, 2016

Patah Hati Terhebat Gue #RomeoGadunganGiveAway


Salah satu alasan untuk postingan kali ini adalah karena @Romeogadungan dan @gagasmedia yang memberikan give away bukunya yang akan diliris pada bulan ini yaitu buku RomeoGadungan.

Jika kita berbicara soal patah hati, impresi pertama kali adalah tentang mantan. Di blog gue, yang merupakan page view terbanyak adalah ketika gue menceritakan soal patah hati. Misalnya, Mengetuk Pintu Hati, Selamat Tinggal Cinta, Move On, Broken Heart, dan page view terbanyak jatuh pada Fase Patah Hati.
Anak muda jaman sekarang paling hobby dengan postingan yang rentan dengan patah hati.


Menurut gue, setiap orang wajib mengalami patah hati, setidaknya sekali dalam hidupnya. Karena ada begitu banyak hal yang dapat dialami dan dipelajari ketika mengalami patah hati. Semua itu dapat membuat kita semakin dewasa. Tapi, ini tergantung dari orang yang menghadapi patah hati, ada yang semakin tumbuh dewasa, ada juga yang semakin hancur dan terpuruk. Patah hati itu kesempatan langka dan berharga untuk belajar mengenai diri kamu sendiri dan naik level.

Namun, patah hati sekali itu wajib, kalo berkali-kali itu bodoh namanya. Artinya, kita tidak belajar dari pengalaman. Benci kesumat, anggap semua lawan jenis itu sama saja, keinginan balas dendam. Itu adalah respon yang SALAH terhadap patah hati. Apalagi kalau galau kronis berkelanjutan, nungguin dia bertahun - tahun, gak mau buka hati untuk orang baru. Itu juga respon yang SALAH. Kalo patah hati sedih yah wajar.  Yang gak wajar itu kalo sedihnya sampe lewat 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun. Sedih, galau, nyesel itu sudah pasti. Tapi jangan kelamaan, cukup sudah dan saatnya berdiri kembali raih bahagia.

Kali ini, gue tidak akan membahas tentang mantan-mantan gue terdahulu. Ini soal gebetan gue. What ?

Gebetan gue, sebut saja namanya Bunga. *Ceilah*
Gue memiliki banyak calon pacar yang seharusnya bisa di tindaklanjuti untuk hubungan pacaran. Namun, gue selalu memilih enggak. Karena terbayang-bayang hubungan masa lalu. Gue merasa capeknya pacaran yang begitu menelan energi gue untuk hidup. *lah*

Awalnya, gue sama sekali tidak begitu mementingkan pdkt-pdkt seperti ini. Namun, karena seringnya bersama, gue merasa cewek ini lain dari yang lainnya. Mungkin inilah saatnya gue memutuskan untuk berpacaran dari sekian lama tidak berpacaran. Btw, Gue terakhir kali "pacaran betulan" itu saat SMA 2. *cinta monyet kali*. Gak gak, itu pacaran terbetul gue.

Keraguan selalu muncul saat gue berusaha untuk meyakinkan pilihan gue. Gue malas. Gue capek. Gue takut. Efek dari pacaran sebelumnya terlalu mencengkram diri gue. Gue pun merenungkan niat gue untuk berpacaran dengan si Bunga ini.

Sekian lama tidak bertemu, Gue pun mengkontek si Bunga ini untuk makan bersama. Si Bunga pun mengiyakan ajakan gue. Setelah selesai makan, gue pun membawa dia ke kafe untuk duduk mengobrol. Dengan segala ilmu gue, kita pun memasuki fase dimana perasaan romantis-romantisnya *ehm* menyelubungi gue dan dia. Kita yang berpegangan tangan saat memasuki kafe dan mengobrol cukup lama (2-3 jam mungkin). Saat gue mau nganterin dia pulang, dia pun memeluk gue. Disini lah hati gue bergejolak. Saat sampai dirumahnya, kita melakukan..... emm.. kissing yang cukup tabu untuk negara kita. -__-

Gue pun pulang dengan perasaan tanpa ragu lagi, memutuskan inilah saatnya gue untuk berpacaran dengan doi. Paling tidak, gue akan memastikan sampai date selanjutnya.

3 hari setelahnya, gue terkejut. Temen gue pun mengatakan ke gue bahwasanya doi sudah berpacaran. Karena butuh bukti, gue pun stalk doi. *Gue anggota FBI btw*. Ternyata iya, doi sudah in-relationship.

Semua jadi terhubung. Gue merasakan sebuah gejolak. Sebuah perpisahan. Perpisahan yang buat gue merasa galau sejenak. Hug and kiss yang menandakan itulah perpisahan buat gue dan doi. Sampai sekarang, gue gak pernah kontek dia lagi. Toh dia uda sama yang lain. Toh gue juga tidak mempunyai hubungan apa-apa sama doi. Yasudahlah. Gue pernah merasakan perpisahan seperti ini.

Ironi patah hati adalah dia datang tanpa membawa apa - apa, tapi pergi dengan membawa semuanya.
Nggak logisnya putus cinta adalah kamu bisa tulis satu buku tentang semua keburukannya, tapi tetap aja kamu sedih dia pergi.
Sulitnya lewati patah hati adalah saat kamu sadar telah dibutakan cinta yang palsu , tapi kamu lebih memilih menutup mata.
Spesialnya patah hati adalah ada milyaran yang pernah patah hati, tapi kamu percaya nggak ada yang ngerti rasanya jadi kamu.

Sebenarnya, ini bukan patah hati terhebat gue. Patah hati terhebat gue ya pas dengan mantan gue yang membuat gue seperti sekarang. Namun, perasaannya hampir sama. Mungkin, lain kali gue bakal menuliskan hubungan gue dengan mantan gue. Hahahahahaha.

Mudah-mudahan gue terpilih yak. =]




No comments:

Post a Comment